June 17, 2010

RAPOR PEMAIN: Prancis 0-2 Meksiko

France vs Mexico,World Cup 2010(Getty Images)

PRANCIS

Lloris: 6 – Bekerja keras untuk mengamankan bola back pass konyol yang sering dilakukan pemain belakang. Terlalu kasar atas terjadinya gol pertama Meksiko.

Sagna: 5 – Tidak mampu mengimbangi pergerakan rekan satu klubnya, Carlos Vela sebelum ditarik keluar. Menjadi kelemahan Prancis, karena sektor kanan mudah ditembus pemain Meksiko, terutama di babak pertama.

Abidal: 4,5 – Performa buruk diperlihatkan bek kiri Prancis ini. Menjadi penyebab terjadinya penalti yang membuat Prancis tertinggal dua gol. Pemain berpengalaman seperti Abidal harusnya bisa bermain lebih baik.

Gallas: 5 – Kembali memperlihatkan permainan yang buruk. Kalah adu lari dengan pemain depan Meksiko, sekalipun berada di belakangnya. Melakukan back pass buruk yang bisa mengancam gawang sendiri.

Evra: 5,5 – Kapten Prancis ini terlihat menangi ketika lagu kebangsaan dinyanyikan. Memperlihatkan performa meyakinkan di awal babak pertama. El Tri jarang melakukan serangan di sektor kiri.


Toulalan: 6 –
Mampu bangkit setelah bermain buruk, dan sering kehilangan bola dengan mudah. Kendati demikian, Toulalan sedikit berkembang di babak kedua. Kartu kuning yang didapatnya membuat dia absen di pertandingan terakhir.

Diaby: 5,5 – Lebih baik dibandingkan pertandingan pertama, namun tidak terlalu maksimal. Hanya sesekali turut membantu serangan, mengingat ia ditempatkan ke posisi lebih ke dalam oleh Domenech.

Govou: 5 – Patut disalahkan atas performa buruknya, sehingga Meksiko bisa merajalela di sektor kanan. Hampir tidak pernah ikut membantu serangan. Performa yang mengecewakan telah diperlihatkan pemain ini.

Ribery: 5 – Salah satu bintang Prancis yang meredup di Piala Dunia kali ini. Mendapat tugas baru di belakang striker tidak menjadikan Ribery tampil impresif di pertandingan ini.

Malouda: 6 – Mendapat peran penuh untuk lebih bergerak leluasa, dan mampu menghadirkan ancaman di pertahanan Meksiko, terutama di babak kedua.

Anelka: 5 – Tidak nyaman dengan penempatan posisinya sedikit lebih ke tengah oleh Domenech. Anelka kehilangan kreativitas di sektor depan, dan beberapa kali salah pengertian dengan pemain tengah.

Pemain Pengganti

Gignac: 5 – Dimasukkan menggantikan Anelka untuk menambah daya dobrak Prancis. Pergantian pemain yang sia-sia, karena tak terlalu memberikan pengaruh terhadap permainan.

Valbuena: 5 – Tampil bagus di laga uji coba, tapi mengalami penurunan di ajang sesungguhnya.

MEKSIKO

Perez: 6,5 – Tidak terlalu bekerja keras di pertandingan ini. Hanya sekali melakukan penyelamatan ketika mengantisipasi tendangan Malouda.

Osorio: 7,5 – Bermain disiplin dan solid menggalang pertahanan. Tidak ada ancaman berbahaya dari pemain Prancis di sektor kanan Meksiko.

Moreno: 7,5 – Salah satu pemain yang membuat Prancis terlihat mandul di laga ini. Hampir tidak pernah bekerja keras menahan serbuan Prancis. Ini disebabkan dia pintar mengambil posisi.

Rodriguez: 7,5 – Beberapa kali melakukan pelanggaran terhadap pemain Prancis. Namun performanya patut diacungi jempol. Pintar mengkoordinasi pertahanan, sehingga gawang Meksiko jarang mendapat ancaman.

Salcido: 8 – Performa luar biasa diperlihatkan bek kiri ini. Rajin membantu serangan, dan efektif di pertahanan, karena jarang mendapat ancaman serius dari Gouvo.

Juarez: 6,5 – Sempat bekerja keras menghentikan pergerakan Malouda di aal babak kedua. Tidak terlalu sering naik membantu serangan.

Marquez: 8 – Salah satu pemain Meksiko yang tampil brilian. Sempat gugup di awal laga, namun bisa memperbaikinya. Umpan-umpanya, termasuk kepada Hernandez membuat Meksiko bermain nyaman.

Torrado: 7 – Gelandang enerjik ini membuat pemain Prancis tidak mendapatkan waktu istirahat sedikit pun untuk bernafas. Perannya cukup besar di sektor tengah pada babak kedua.

Dos Santos: 7,5 – Menikmati penampilannya sepanjang Piala Dunia ini. Mendukung Franco dengan baik, cepat ikut membantu serangan, dan jarang menemui kesulitan dari pertahanan Prancis.

Franco: 7,5 – Rajin membantu lini tengah dan pertahanan, pemain ini seperti tidak pernah kehabisan tenaga. Memaksa Abidal jatuh bangun menjaga pertahanannya.

Vela: 7 – Mendatangkan malapetaka bagi kedua rekannya di klub, Sagna dan Gallas sebelum akhirnya terpaksa ditarik keluar karena mendapat cedera. Sempat melepaskan tembakan yang melebar dari gawang Prancis.

PEMAIN PENGGANTI


Barrera: 7 – Masuk menggantikan Vel di babak pertama, Barrera tampil tidak mengecewakan. Terpaksa dijatuhkan Abidal yang membuat Meksiko mendapatkan hadiah penalti.

Hernandez: 8 –
Tampil luar biasa di laga ini, terutama pada 35 menit terakhir. Menyumbang satu gol kemenangan Meksiko.

Blanco: 7,5 –
Pemain boleh saja sudah veteran, tapi umpannya masih bagus. Bukan hanya kontribusi terhadap permainan Meksiko, namun juga turut andil dalam kemenangan El Tri.

June 12, 2010

Jelang Inggris vs AS: Anggap AS Seperti Kroasia, Inggris

Gambar

Tim Amerika Serikat diyakini akan memberikan perlawanan ketat saat menghadapi Inggris. Fabio Capello menyerukan timnya supaya tampil seperti saat melawan Kroasia di babak kualifikasi.

Secara teori Inggris memiliki peluang lebih besar dari lawannya itu. Tujuh dari sembilan laga terakhir yang mempertemukan keduanya selalu dimenangi tim St George Cross. Satu-satunya kekalahan Inggris diderita di Piala Dunia 1950 dimana kala itu The Yanks menang 1-0.

Tetapi, AS terbukti telah menunjukkan progres yang baik belakangan dengan tampil meyakinkan di Piala Konfederasi 2009. Meskipun harus puas menjadi runner-up usai dikalahkan Brasil di final, tetapi Tim Howard dkk berhasil menorehkan catatan apik di babak sebelumnya.

AS dengan gemilang menggebuk juara Eropa, Spanyol 2-0. Dan itulah kekalahan kedua yang diterima La Furia Roja dalam 46 laga terakhirnya.

Walau timnya lebih diunggulkan, Capello tak mau terlena. Ia menyerukan anak buahnya supaya tampil trengginas seperti ketika menghancurkan Kroasia 5-1 dan 4-1 dalam laga home dan away di babak kualifikasi. Momen itu dinilai sangat penting dalam mengembalikan kepercayaan diri tim karena Krosia adalah tim yang menggagalkan Inggris ke putaran final Euro 2008.

"Pertandingan pembukaan selalu menjadi laga yang berat, terutama melawan AS yang selalu bermain bagus di sebuah Piala Dunia. Apa yang saya inginkan adalah performa gemilang yang ditunjukkan tim kala mengalahkan Kroasia 5-1 di Wembley," seru Capello kepada The Sun.

"Itu adalah momen spesial dan permainan terbaik yang pernah kami mainkan. Kami telah memenangi laga away 4-1 di Zagreb sebelumnya di kualifikasi. Malam itu, kami membunuh hantu Kroasia."

"Itu adalah kenangan yang jelas buat pemain dan suporter. Kepercayaan diri telah kembali. Kembali menampilkan performa demikian akan buat saya lebih dari sekedar bahagia. Akan tidak ada batas yang tidak bisa kami capai," tutup eks arsitek AC Milan dan Real Madrid itu.

Duel antara AS dengan Inggris akan dihelat di Stadion Royal Bafokeng, Minggu (13/6/2010) dinihari WIB. Laga ini kejuaraan besar pertama Capello bersama Inggris.

Prancis Menunggu Generasi Emas

Gambar

Generasi emas Prancis yang bersinar di akhir tahun 1990-an kini sudah berakhir. Les Bleus pun menunggu generasi emas pengganti yang kini tengah terbentuk.

Prancis mengukir prestasi gemilang menjelang pergantian millenium. Dua gelar internasional nan prestisius mereka rengkuh yakni Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

Era Zinedine Zidane, Lilian Thuram, Youri Djorkaeff, Marcell Desailly, dkk. sudah berakhir. Kini tanggungjawab untuk menjaga reputasi Les Bleus ada di pundak para pemain muda seperti Hugo Lloris, Andre Pierre Gignac, Yoan Gourcuff, dan Franck Ribery. Mereka dibantu para veteran seperti Thierry Henry, Nicolas Anelka dan William Gallas.

Meski begitu masa "transisi" yang dijalani tim Ayam Jantan berlangsung berat. Di kualifikasi Piala Dunia 2010 zona Eropa, tim asuhan Raymond Domenech menempuh jalan terjal.

Tak ayal hal tersebut menimbulkan sorotan bagi Prancis. Di partai pertama di World Cup 2010 melawan Uruguay, Sabtu (12/6/2010) dinihari WIB Prancis hanya mampu memetik hasil imbang.

Mantan pemain Marcell Desailly menilai bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Prancis. "Saya sepenuhnya yakin kepada tim Prancis saat ini. Saya pikir mereka memiliki masa depan cerah. Mereka telah menerima banyak kritik akhir-akhir ini namun mereka bisa menepikan itu semua dengan memulai rentetan kemenangan," ujar Desailly seperti dilansir dari situs resmi FIFA.

Pria yang pernah memperkuat AC Milan dan Chelsea itu menilai bahwa generasi Ribery dkk kali ini lebih baik daripada generasinya. Desailly mengatakan adalah tugas bagi pelatih untuk memoles "generasi emas" ini agar mampu memperoleh hasil gemilang.

"Saya menilai generasi kali ini jauh lebih berbakat daripada generasi saya. Mereka hanya belum memiliki kesempatan untuk unjuk gigi."

"Pemain berada dalam bentuk terbaik dan kini tugas pelatih untuk meramu taktik yang tepat. Tak ada alasan untuk pesimis. Segalanya berlangsung dengan baik," kata pria berusia 41 tahun itu.

June 8, 2010

Xavi: Lampard-Gerrard Fantastis


Gambar

Selama ini Frank Lampard dan Steven Gerrard diklaim tak bisa bermain bersama di lini tengah. Namun ada yang menilai justru keduanya adalah duet yang fantastis dan bisa jadi kunci Inggris di Piala Dunia.

Tak dipungkiri Lampard dan Gerrard adalah dua gelandang kelas dunia yang pernah dimiliki persepakbolaan Inggris atau mungkin dunia sepakbola secara keseluruhan. Performa di klubnya masing-masing sudah cukup menggambarkan semuanya.

Namun begitu keduanya masuk ke level timnas dan dimainkan berbarengan malah berbalik 180 derajat. Jika bukan Lampard yang bermain buruk, Gerrard lah yang seperti itu atau bahkan keduanya.

Jelas ini jadi pekerjaan rumah bagi Fabio Capello yang berencana akan menduetkan Lampard dan Gerrard dalam formasi 4-4-2 kesukaannya. Apalagi laga pembuka Inggris di Piala Dunia tinggal berjarak tiga hari lagi.

Jika keraguan selama ini tertuju pada kedua pemain itu, lain halnya dengan Xavi Hernandez. Menurut playmaker timnas Spanyol itu, Lampard dan Gerrard tak bermasalah jika harus berduet karena keduanya adalah pesepakbola hebat dan tak sulit beradaptasi untuk hal itu.

"Lampard dan Gerrard bagiku adalah pemain kelas satu," tegas Xavi di situs resmi FIFA.

"Aku senang melihat mereka bermain karena mereka memandang sepakbola itu dengan baik. Mereka mencetak banyak gol dan selalu siap untuk menembak. Aku menyukai mereka karena mereka bermain di posisiku, aku memperhatikan mereka lebih dan mereka adalah pemain fantastis," sambungnya.

Tak hanya bersuara soal Lampard dan Gerrard, Xavi pun turut mengomentari soal Inggris bersama negaranya turut difavoritkan jadi juara di Afrika Selatan nanti. Xavi memuji sosok Fabio Capello sebagai kunci lain yang bakal membawa Inggris berbicara banyak di Piala Dunia.

"Inggris bagiku seperti Spanyol. Mereka bisa jadi salah satu favorit di Piala Dunia namun sebelum ini mereka tidak bisa berbuat banyak. Aku pikir yang jadi favorit adalah tim yang pernah menang sebelumnya," ungkap pemain berusia 30 tahun itu.

"Inggris mempunyai kesempatan dengan pemain dan pelatih yang bagus dalam diri Capello. Dia telah menunjukkan dirinya adalah pelatih yang hebat kemana pun dia pergi. Dia memenangi dua titel liga dengan Real Madrid dan begitu juga di Italia. Baik pelatih dan pemain sama-sama bagus," tutup Xavi.

Nomor 10, Kaka 'Pimpin' Brasil di Afsel

Gambar

Kaka dapat kehormatan besar dari timnas Brasil di Piala Dunia 2010 ini. Gelandang Real Madrid itu dipercaya untuk memakai jersey keramat bernomor punggung 10.

Seperti di banyak tim lainnya, mendapat nomor punggung 10 jadi kebanggan besar buat semua pesepakbola. Di banyak negara atau klub, nomor tersebut menjadi milik nama-nama besar yang kemudian melegenda.

Khusus di Brasil, nomor punggung 10 sebelumnya pernah dipakai Pele, Zico dan Ronaldinho. Dan untuk Piala Dunia 2010 ini, Kaka dapat kehormatan untuk memakai nomor tersebut.

Nomor 10 di Brasil sudah dimiliki Kaka sejak Piala Konfederasi tahun lalu. Sebelumnya, di ajang Copa America 2007, nomor tersebut jadi milik Diego Ribas, Kaka sendiri tak berpartisipasi di ajang tersebut.

Berikut skuad dan nomor punggung Brasil di Piala Dunia 2010 seperti dirilis oleh asosiasi sepakbola negara tersebut dan dikutip dari AS.

1 Julio Cesar
2 Maicon
3 Lucio
4 Juan
5 Felipe Melo
6 Michel Bastos
7 Elano
8 Gilberto Silva
9 Luis Fabiano
10 Kaka
11 Robinho
12 Gomes
13 Daniel Alves
14 Luisao
15 Thiago Silva
16 Gilberto
17 Joshua
18 Ramires
19 Baptista
20 Kleberson
21 Nilmar
22 Doni
23 Grafite

Jelang Piala Dunia: Gerrard kapten 'Tiga Singa'

Gambar

Di Liverpool Steven Gerrard adalah kapten sekaligus inspirator tim tersebut. Kini harapan yang sama pun disematkan pada Gerrard ketika ia menerima jabatan pemimpin baru Inggris sepeninggal Rio Ferdinand.

Ferdinand harus mengubur impiannya tampil di Piala Dunia karena cedera ligamen lutut kirinya usai menjalani sesi latihan Jumat (4/6/2010) kemarin. Dawson ditarik sebagai pengganti bek asal Manchester United itu.

Selain memanggil Dawson sebagai pengganti, Fabio Capello pun telah menurunkan ban kapten yang seharusnya melingkar di lengan Ferdinand kepada wakilnya Gerrard.

Jelas ini kebanggaan tersendiri buat Gerrard yang mana baru saja melewati musim buruk bersama Liverpool. Dan dipilihnya Gerrard pun mendapat apresiasi tinggi dari Frank Lampard.

Gelandang Chelsea itu menganggap sikap kepemimpinan yang dipunyai Gerrard selama menjabat kapten The Reds bisa jadi pengalaman berharga untuk membawa The Three Lions berprestasi di Afrika Selatan. Bahkan Lampard tak segan memuji Gerrard sebagai inspirator tim.

"Saya pikir dia akan melakukan pekerjaan yang sama seperti di Liverpool di mana ia tampil fantastis setiap tahunnya," puji Lampard di situs resmi Liverpool.

"Menjadi kapten Inggris adalah tanggung jawab besar bagi siapa pun yang mengembannya dan saya pikir sikap Steven di luar lapangan direspek semua orang," sambungnya.

"Dia bermain dengan penuh inspirasi dan pemain yang selalu ingin tampil baik juga. Dan saya pikir seperti itulah seorang kapten," pungkas Lampard.

June 4, 2010

RESMI: Benitez Mundur

EPL : Rafael Benitez (Liverpool)

Spekulasi masa depan Rafael Benitez di Liverpool terkuak sudah. Pelatih asal Spanyol yang pernah berjaya dengan memberikan gelar Liga Champions 2005 itu akhirnya mengakhiri masa kerja bersama tim Merseyside Merah.

Keputusan tersebut sudah dilansir dalam laman resmi klub.

"Liverpool FC memastikan bahwa Rafael Benitez mengakhiri kerja sama dengan kesepakatan bersama," bunyi pernyataan resmi.

"Benitez dibebastugaskan dari jabatan manajer tim yang sudah disandangnya selama enam tahun. Direksi klub ingin menyampaikan rasa hormat atas jasa-jasanya dan berharap dia mendapatkan yang terbaik di masa depan."

"Kini direksi meminta direktur pengelola Christian Purslow, dengan bantuan duta besar klub Kenny Dalglish, untuk secara resmi mulai mencari kandidat yang pantas untuk posisi manajer."

Benitez menyampaikan salam perpisahan dengan simpatik.

"Sungguh sedih harus mengumumkan bahwa saya tidak lagi menangani Liverpool. Saya ingin berterima kasih kepada semua staf dan pemain atas kerja keras mereka," tukasnya.

"Saya akan selalu mengenang masa-masa indah dalam hati. Begitu pula dengan dukungan besar dari para pendukung selama masa-masa sulit dan segenap cinta dari Liverpool. Saya tak punya kata selain terima kasih untuk semua kiprah selama bertahun-tahun ini dan saya sangat bangga pernah menjadi manajer klub ini."

"Terima kasih banyak dan ingatlah selalu, you'll never walk alone."

Siapa Pantas Gantikan Benitez?

Martin O'Neill - Aston Villa (Getty Images)

Rafa Benitez akhirnya tak lagi menduduki kursi jabatan pelatih Liverpool untuk musim depan, setelah mencapai kesepakatan dengan klub untuk mengakhiri kontraknya lebih awal.

Kabarnya, kedua pihak sudah mencapai kata sepakat mengenai tetek bengek dari pemutusan kontrak tersebut.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah siapa yang akan menggantikan posisi Benitez di kursi pelatih Liverpool untuk musim depan.

Sejumlah nama memang muncul dalam sejumlah media mengenai calon pelatih Liverpool yang baru, seperti pelatih Aston Villa Martin O'Neill dan arsitek finalis Liga Europa musim ini, Fulham, Roy Hodgson.

Keduanya dinilai memiliki kriteria yang pas untuk membawa Liverpool ke depan, dengan pengalaman yang mumpuni dalam mengatur tim, meski secara prestasi keduanya tak banyak mengukir catatan fenomenal.

Kandidat lain ada pada Guus Hiddink, pelatih tim nasional Turki. Pria asal Belanda itu juga sempat mengisyaratkan keinginan kembali menangani klub Inggris setelah sempat mendapat kesempatan itu bersama Chelsea dua musim lalu.

Dalam hal prestasi, Hiddink juga memiliki sejarah kesuksesan yang cukup panjang. Juara Liga Champions, kompetisi domestik dan mengantar tim nasional medioker berjaya di ajang Internasional seperti Piala Dunia dan Piala Eropa bukanlah hal baru baginya.

Opsi lain ada di diri Kenny Dalgish, yang sekarang menjadi duta akademi Liverpool. Pengalaman yang dimilikinya bersama Liverpool dan seluk beluk internal tim yang sudah di luar kepalanya menjadi salah satu faktor yang bisa menguntungkan menjadikannya dalam bursa kandidat.

Dalgish juga sudah mendapat tempat tersendiri di hati fans Liverpool, mengingat ia pernah menjadi pemain juga menangani klub di tahun 1985 hingga 1991. Rapornya juga cukup bagus.

Meski sejumlah nama sudah masuk dalam daftar kandidat, Liverpool menyatakan belum akan mengambil langkah cepat untuk menunjuk pelatih baru tim. Situasi ini menjadi hal yang baik bagi media untuk membangun opini publik mengenai siapa yang pantas menangani Liverpool musim depan.

June 1, 2010

Inilah Skuad Italia di PD 2010

Gambar

Marcello Lippi akhirnya mengumumkan 23 nama yang bakal memperkuat Italia di Piala Dunia. Lippi juga mencoret lima nama sebelum mengumumkan skuad resmi tersebut.

Di antara ke-23 nama tersebut, tak terdapat nama striker AC Milan Marco Borriello. Bersama Borriello, turut dicoret pula penyerang Villarreal Giuseppe Rossi.

Tiga nama lainnya yang juga dicoret oleh Lippi adalah kiper Palermo Salvatore Sirigu, gelandang Cagliari Andrea Cossu dan bek Palermo Mattia Cassani. Sementara di antara yang terpanggil, banyak terdapat wajah-wajah baru untuk Piala Dunia.

Mereka di antaranya adalah Salvatore Bocchetti (Genoa), Leonardo Bonucci (Bari), Domenico Criscito (Juventus), Christian Maggio (Napoli) hingga Fabio Quagliarella (Napoli) dan Antonio Di Natale (udinese).

Berikut adalah skuad Italia untuk Piala Dunia nanti.

Kiper: Gianluigi Buffon (Juventus), Morgan De Sanctis (Napoli), Federico Marchetti (Cagliari)

Bek: Salvatore Bocchetti (Genoa), Leonardo Bonucci (Bari), Fabio Cannavaro (Juve), Giorgio Chiellini (Juventus), Domenico Criscito (Genoa), Fabio Grosso (Juve), Nicola Legrottaglie (Juve), Christian Maggio (Napoli), Gianluca Zambrotta (Milan)

Gelandang: Mauro German Camoranesi (Juve), Ivan Gennaro Gattuso (Milan), Claudio Marchisio (Juve), Riccardo Montolivo (Fiorentina), Angelo Palombo (Sampdoria), Simone Pepe (Udinese), Andrea Pirlo (Milan)

Penyerang: Antonio Di Natale (Udinese), Alberto Gilardino (Fiorentina), Vincenzo Iaquinta (Juventus), Giampaolo Pazzini (Sampdoria), Fabio Quagliarella (Napoli)

Toni Jagokan Inggris Juara

Gambar

Meski berkewarganegaraan Italia, Luca Toni berpendapat bahwa negaranya itu tak bakal menjadi juara di Piala Dunia. Sebaliknya, ia malah menjagokan Inggris.

Toni mungkin menjadi sedikit dari warga negara Italia yang mengharapkan Inggris menjadi juara di Afrika Selatan nanti. Orang yang lainnya? Tentu saja pelatih The Three Lions sendiri, Fabio Capello.

"Saya pikir, Inggris-nya Fabio Capello yang akan mengangkat trofi juara," ujarnya singkat di Football Italia.

Toni sendiri pernah merasakan nikmatnya menjuarai Piala Dunia mengingat dirinya adalah anggota skuad Azzurri pada tahun 2006. Namun, ia gagal kembali dipanggil tahun ini.

Mengenai kegagalannya menembus skuad Italia, Toni mengaku tak kaget. Meski demikian, rasa sedih juga tetap ada.

"Saya tak pernah mendengar apa-apa dari (Marcello) Lippi. Saya sedih karena akan kehilangan rekan-rekan dan turnamen tersebut."

"Saya masih berharap sampai saat terakhir, tapi jujur saja, saya tak terkejut," tukasnya.

Louis Vuitton Bikin Trofi Piala Dunia Bergaya

Gambar

Kali ini akan ada yang beda dari trofi Piala Dunia. Ada semburat gaya dari piala yang jadi rebutan 32 negara musim panas nanti, berkat sentuhan dari Louis Vuitton.

Louis Vuitton atau LV, rumah mode dan tas tenar asal Prancis, baru saja memperkenalkan sebuah tas elegan yang dibuat khusus untuk membawa-bawa trofi Piala Dunia.

Ini akan jadi pemandangan beda. Masalahnya, semenjak turnamen ini digelar pada tahun 1930, trofi Piala Dunia selalu dipindahkan dengan menggunakan tempat yang berbahan logam. Alasannya tentu untuk keamanan, tapi juga bikin si piala jadi terlihat "kaku".

Maka dari itu LV ingin memberikan sesuatu yang beda untuk gelaran kali ini. "Tak ada alasan keamanan juga tidak bisa berbarengan dengan keeleganan," ceplos juru bicara Louis Vuitton Antoine Arnault, yang ditemani Supermodel Naomi Campbell, di Reuters.

Tempat yang berbahan dasar kulit dan berbentuk seperti persegi panjang ini memang jauh dari kesan kaku. Bagian-bagian penguncinya mencuatkan warna emas nan kinclong dan seluruh permukaannya dipenuhi logo LV.

Niatan bikin trofi Piala Dunia jadi lebih bergaya tak lepas dari inisiatif FIFA yang mengorder tas khusus ini pada bulan Maret lalu. Bahkan LV juga disebut sudah dapat kontrak untuk membuat tas sejenisnya di Piala Dunia empat tahun mendatang.