January 15, 2010

Nasib Benitez di ujung tanduk

Apa yang bisa dibanggakan Liverpool di musim ini? Liga Champions tidak lagi ambil bagian. Piala Liga sudah tersingkir. Kegagalan di Piala FA juga terasa masih hangat terasa, setidaknya bagi fans 'Si Merah'.

Sementara di Liga Primer Inggris, peluang untuk bisa jadi juara sangatlah tipis. Bahkan untuk menembus zona Champions untuk musim depan saja cukup sulit, jika melihat pesaing-pesaing Liverpool di level domestik.

Peluang di Liga Europa memang masih terbuka, tapi, bila merujuk penampilan Liverpool di musim ini dan keberuntungan mereka, rasanya nasib Steven Gerrard dkk tidak jauh beda dengan tiga kompetisi sebelumnya.

Tak ayal, melihat catatan tersebut, semua mata pun langsung tertuju pada Rafa Benitez. Pelatih Liverpool asal Spanyol itu diklaim banyak pihak sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas keterpurukan Liverpool itu.

Pendapat tersebut cukuplah beralasan. Melihat aksi Benitez sejak berakhirnya musim lalu juga sudah membuat sejumlah pihak mengernyitkan dahi, mulai dari keputusannya melepas Xabi Alonso ke Real Madrid, keengganan berbelanja pemain bagus dan berkualitas, penetapan jadwal pra-musim yang tidak menjanjikan. Semua indikasi menuju pada kepentingan finansial tim saja, bukan pada peningkatan performa tim.

Tapi, secara keseluruhan, aksi Benitez bisa dibilang gagal. Selain penampilan tim yang tidak bisa dibilang bagus, kondisi keuangan tim juga tidak terbantu. Liverpool tercatat memiliki utang yang nilainya tidak sedikit.

Jadi bisakah Benitez dibilang gagal? Saya menyimpulkannya demikian, meski pun musim ini belum berakhir, dan keajaiban bisa saja terjadi. Tapi, Benitez sudah membuat jutaan fans mereka, atau pun orang yang memiliki ikatan emosional dengan Liverpool, kecewa. Tuntutan mundur pun dialamatkan untuknya.

Banyak yang menilai jika musim lalu adalah performa terbaik Liverpool di tangan Benitez di kompetisi domestik. Musim lalu adalah puncak kejayaan Liverpool, di mana mereka 'hanya nyaris' menjadi juara Liga Primer Inggris. Karena itulah, setelah tak lagi menorehkan prestasi dalam tiga taun erakhir, di mana prestasi paling akhir adalah Piala Community Shields di tahun 2006, Liverpool sudah kehilangan masa jayanya.

Di tangan Benitez, Liverpool hampir berhasil meraih semua tropi kejuaraan. Tropi Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala FA dan Community Shields adakah tropi yang berhasil diperoleh mereka, tapi setelah itu, tidak ada lagi.

Karena itulah banyak yang berpendapat jika Benitez sudah kehilangan sentuhan magisnya. Kesempatan ia melengkapi catatan prestasinya di Liverpool dengan menjadi juara Liga Primer Inggris musim lalu gagal, dan dengan melihat performa musim ini, sepertinya sudah waktunya Liverpool butuh penyegaran. Orang yang lebih segar, baik dalam hal semangat dan motivasi. Sementara Benitez, kecuali tropi Liga Primer, ia sudah berhasil memenuhinya.

No comments: