SERING bersikap atau mengeluarkan pernyataan kontroversial, Jose Mourinho bukan asal cuap. Setidaknya dia telah membuktikan diri sebagai salah satu pelatih hebat di dunia. International Federation of Football History and Statistics (IFFHS) bahkan memilihnya sebagai manajer terbaik dunia pada 2004-05 dan 2005-06.
Apalagi, dia baru saja membawa Inter Milan menjuarai Liga Champions, gelar yang sudah sejak 1965 tak pernah dirasakan. Mourinho pun menjadi orang ketiga yang mampu membawa dua klub berbeda menjuarai Liga Champions setelah Enrst Happel dan Ottmar Hitzfeld. Sebelum Inter, dia sukses bersama FC Porto.
Mourinho memang unik. Dia tak terlalu suka dengan cara-cara sunyi atau diam. Dia memilih jalan revolusi ceriwis daripada revolusi sunyi (meminjam istilah Revolution tranquille di Quebec, Kanada).
Ceriwis sudah menjadi bagian dari perjalanan kariernya. Dia selalu mencoba jujur tentang apa saja. Dia juga tak terlalu peduli terhadap berbagai reaksi demi mengatakan kejujurannya. Dia juga tak peduli dikecam maupun dimusuhi banyak orang karena sikap dan pernyataannya.
Namun, dengan caranya itu, dia selalu mampu mengubah tim dengan baik. Tim yang menurun atau mentok, sering langsung bangkit dalam arus revolusi ceriwis Mourinho.
Merasa gagal sebagai pemain, dia kemudian banting setir mendalami karier pelatih. Pernah kuliah di jurusan ilmu olahraga Universitas Lisbon dan pernah kursus kepelatihan di Inggris dan Skotlandia, membuatnya memiliki dasar kaya sebagai pelatih. Salah satu tutornya di Skotlandia, Andy Roxburgh, memujinya sebagai calon pelatih hebat karena amat peduli pada detil. Mourinho mengombinasikan teori kepelatihan dengan teknik-teknik motivasi dan psikologi.
Mengawali karier kepelatihan dengan menangani tim junior Setubal, kemudian berlanjut sebagai asisten pelatih Estrela da Amadora. Tahun 1992, dia diangkat sebagai penerjemah pelatih asal Inggris, Sir Bobby Robson, di Sporting Lisbon. Ini membuatnya makin kaya dalam melatih. Dia banyak menyerap ilmu dari Robson.
Saat Robson pindah ke FC Porto, Mourinho mengikutinya. Dia kembali mengikuti Robson saat pindah ke Barcelona pada 1996. Bahkan, dia membawa serta keluarganya. Mourinho bahkan sering mewakili Robson untuk menjawab pers.
Pengalaman itu memberinya banyak ilmu kepelatihan. Pada September 2000, kesempatan besar datang. Dia ditunjuk sebagai manajer Benfica untuk menggantikan Jupp Heynckes.
Kontroversinya langsung muncul. Dia menolak Jesualdo Ferreira untuk menjadi asistennya. Padahal, Ferreira adalah mantan gurunya juga. "Ini akan seperti cerita keledai yang bekerja selama 30 tahun tapi tak pernah menjadi kuda," kata Mourinho tentang Ferreira.
Mourinho langsung memoles Benfica menjadi tim kuat lagi. Dia dengan cepat merombak gaya dan formasi permainan. Tentu saja, dia banyak memainkan perang kata-kata sebagai bagian dari revolusi ceriwisnya. Sayang, presiden baru Benfica, Manuel Vilarinho, menolak memperpanjang kontraknya. Sehingga, setelah hanya melatih di 9 pertandingan, Mourinho mengundurkan diri. Vilarinho akhirnya menyatakan menyesal melepas Mourinho.
Dia langsung melatih Uniao de Leiria. Klub kecil itu juga langsung dia rombak hingga menjadi tim alot dan mengakhiri kompetisi di posisi kelima. Prestasi besar buat klub sekelas Leiria.
FC Porto pun tertarik kepada Mourinho. Pada Januari 2002, Porto langsung mengontraknya. Pilihan tepat. Karena, Mourinho mampu mengubah Porto kembali menjadi klub kuat. Bahkan, ia langsung berjanji akan membawa Porto juara Liga Champions.
Kata-kata yang terkesan arogan waktu itu. Tapi, itulah Mourinho. Dia sangat percaya diri dan bisa mengukur kemampuannya. Nyatanya, dia membawa Porto juara Liga Portugal pada 2003 dan juara Piala UEFA. Dia juga membawa Porto juara Piala Super Portugal. Semusim kemudian, 2003-04, dia memenuhi janjinya membawa Porto juara Liga Champions.
Nama Mourinho langsung menjulang tinggi. Klub kaya Chelsea langsung mengontraknya. Setelah selalu gagal meski punya dana besar, Chelsea langsung menjadi tim kuat di tangan Mourinho dan menjuarai dua gelar Premier League.
Sayang, pemilik klub Roman Abramovich kurang sabar kepadanya, hingga Mourinho pergi. Namun, pada Juni 2008 dia langsung dikontrak Inter Milan. Di sini, dia juga mengubah banyak hal. Selain menjuarai dua Liga Serie-A dan Coppa Italia, dia juga membawa tim sukses juara Liga Champions.
Ceriwis, itu salah satu ciri khas Mourinho yang ikut mewarnai kesuksesannya. Dia sangat menekankan setiap detil. Sehingga, dia terkesan ceriwis. Bahkan, kadang keceriwisannya kontroversial.
Namun, justru di situ kekuatannya. Setiap tim yang dia tangani benar-benar berubah. Dia tahu apa yang harus dilakukan buat tim. Dia tak hanya menggarap permainan, tapi juga psikologi pemain dan tim. Itu pula sebabnya, setiap tim yang dia tangani selalu punya mental juara.
Ke luar, dia selalu tak pandang bulu mengomentari apa pun. Sehingga, pernyataan dan sikapnya selalu kontroversial. Sudah banyak catatan kotroversi Mourinho. Tapi, itu salah satu cara dia memengaruhi psikologi timnya untuk bermental juara. Selain itu, dia ingin semua media dan publik lebih terfokus kepadanya daripada tim atau pemain.
Secara permainan, dia tipe pelatih pragmatis dan realistis, tapi efektif. Tak penting apakah permainan indah atau tidak. Baginya, kemenangan menjadi tujuan utama dan dia siap melakukan apa saja untuk mengejarnya. Kelebihan lain, Mourinho sangat tajam memilih pemain yang tepat sesuai dengan taktik dan strateginya.
Satu hal lagi kelebihannya, Mourinho sangat menghindari menyakiti hati pemainnya. Kepada orang lain, dia bisa pedas dan sinis. Tapi, kepada pemainnya dia bisa menjadi teman yang baik. Meski dia ceriwis mengatur taktik dan mengkritik pemain, tapi jarang menyakiti pemainnya. Sehingga, para pemainnya amat loyal dan nyaman bersamanya.
Kecerdasannya menganalisis kekuatan dan kelemahan lawan juga amat bagus. Itu pula sebabnya, timnya selalu punya cara mengalahkan tim lain. Bahkan, tim sekuat Barcelona pun dibuat tak berdaya, meski Inter hanya bermain 10 orang.
Mourinho memang jago merevolusi tim agar lebih baik. Dan, perombakan Mourinho ibarata revolusi ceriwis. Sebab, dia amat mementingkan detil, hingga harus ceriwis di setiap detil agar dipahami timnya. Bahkan, dia juga ceriwis terhadap apa pun yang menyangkut dirinya dan timnya, tak peduli akan menimbulkan kontroversi atau tidak.
No comments:
Post a Comment